SELAMAT DATANG DI :

SELAMAT DATANG DI :

Teknik Menulis Puisi yang Baik dan Benar untuk Pemula

Semua manusia tak luput dari masalah kehidupan, mulai dari hubungan asmara, krisis keuangan, ataupun problematika kesehatan jiwa maupun mental. Namun, mayoritas manusia cenderung memendamnya secara pribadi tanpa mau berkeluh kesah dan bercerita secara terbuka kepada orang terdekat. Padahal, kesempatan emas bagi manusia dalam memberdayakan kinerja otak dan hati agar tidak semakin tertekan dengan bercerita kepada kerabat ataupun orang lain yang dapat dipercaya dengan memberikan ruang diskusi yang inklusif, interaktif, dan konstruktif.



Salah satu hal terbaik untuk bisa membuka wawasan dan pencerahan batin baik itu bagi diri sendiri maupun orang lain adalah dengan cara mengekspresikan diri dengan menulis puisi. Dengan berpuisi, hati atau batin manusia bisa terhubung dengan satu sama lain tanpa menyentuh fisik secara langsung sehingga hal ini tentu saja akan terus mengasah simpati dan empati. Kita bisa mengaktualisasikan diri dengan lebih percaya diri dan meningkatkan afirmasi positif dalam kehidupan sehingga hidup terasa lebih berwarna.

Bagi anda yang sedang merasa galau, sedih, bahagia, kecewa, dan apapun perasaan anda sekarang, alangkah lebih baik dan tidak ada salahnya untuk mari kita mencoba menulis puisi. Lalu, bagaimana cara menulis puisi yang baik dan benar itu? Baiklah, akan kami pandu dan berikut ini akan kami sajikan bagaimana cara menulis puisi dengan baik dan benar agar anda semakin terasah dalam menulis puisi, mampu mengekspresikan diri dengan membacanya dan lebih mencintai diri sendiri maupun orang lain. 

Sebenarnya menulis puisi itu gampang-gampang susah karena kita harus bisa menemukan momen puitik untuk membangun ide dalam menulis puisi. Ide yang segar tersebut memberikan kita sudut pandang kepenulisan puisi tanpa terpengaruh oleh penulis lain. Artinya, puisi harus benar-benar baru dan tidak boleh terduplikasi.

Selayang pandang tentang 'puisi' sebagaimana diulas oleh Farikhatul 'Ubudiyah dijelaskan mengenai cara pengungkapan penciptaan puisi itu sendiri. Dalam hal ini, puisi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni puisi lirik dan puisi epik. Untuk itulah, perlu kita benar-benar mengkaji pengertiannya secara lebih mudah dan mengaplikasikannya agar lebih mudah dipahami. 

1. Puisi Lirik 

Jenis puisi yang pertama ini adalah puisi lirik. Puisi ini seperti halnya puisi pada lirik lagu. Ciri khasnya juga sangat padat dan singkat. Namun, menurut pemaparan Farikhatul 'Ubudiyah dijelaskan bahwa puisi lirik banyak mengeksplorasi subjektivitas dan individualitas aku lirik dalam sajak. 

Contoh puisi jenis ini ada dalam sajak Chairil Anwar yang berujudul 'Aku ini bintang jalang'.

Puisi jenis ini lebih mengutamakan suasana daripada tema maupun makna kerap perlu dipahami dalam kaitan dengan suasana batin tertentu yang hendak dibangun daripada dengan pesan-pesan moral (Budianta, 2008). 

Puisi lirik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, yakni: 

  • A. Himne atau pujian terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Contoh puisi ini tercermin dalam sebaris puisi, "Aku mencintai Tuhan"

  • B. Ode atau pujian terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap luhur 

Contoh puisi ini: "Malena, Kau bunga jiwaku!"

  • C. Soneta atau puisi empat belas baris untuk mencurahkan rasa dan pengalaman batin 

Puisi Soneta lebih menitikberatkan jumlah baris sebagaimana namanya.

  • D. Elegi atau puisi yang mengungkapkan kesedihan 

Kesedihan dalam puisi harus tergambar dari pemilihan kata yang tepat sehingga diksi berperan penting dalam menciptakan suasana dalam puisi.

Hal-hal tersebut diungkap berdasarkan amanat (Sugiarto, 2015). 

2. Puisi Epik 

Puisi ini lebih menekankan pada penggambaran sesuatu dengan teknik penceritaan yang berbentuk narasi sehingga hampir mirip seperti cerita pendek (cerpen). Akan tetapi, merunut pendapat dari Farikhatul 'Ubudiyah diterangkan bahwasanya puisi epik ini adalah puisi yang mengandung unsur-unsur epos dan narasi. Puisi ini digunakan sebagai media untuk mengisahkan sesuatu sehingga sering disebut puisi kisahan.

Selain itu, puisi epik juga kerap disebut sajak naratif karena bergaya prosais sambil tetap mempertahankan unsur-unsur puitik yang umum dijumpai dalam puisi. 

Contoh puisi epik adalah balada. 

Sugiarto menambahkan, berdasarkan pengungkapannya, puisi juga ada jenis puisi dramatik, yaitu puisi yang mengandung unsur-unsur drama. Ciri khasnya adalah adanya dialog, tokoh, dan bersifat atraktif. 

Dalam proses kreatif meulis puisi, penyair memiliki cara untuk bisa menuliskan sajaknya. Menurut Ewardi Endraswara (2003), proses penciptaan dapat diawali dengan pengindraan, perenungan, dan pengendapan serta memainkan kata. 

Pengindraan sudah dimulai sejak manusia lahir, akan tetapi dalam berlatih melakukan pengindraan, dilakukan melalui "rasa" (rasa njaba-njero). Pengindraan dilakukan dengan menyaksikan fenomena alam dengan merasakan sampai ke nurani yang terdalam. 

Perenungan dan pengendapan yang dimaksud adalah memperkaya dengan asosiasi. Sesuatu yang telah diindra itu diasosiasikan dengan hal-hal lain untuk kemudian mengaitkannya. Selanjutnya memainkan kata, yaitu menumpuk-numpuk kata dengan memerhatikan estetika. Poros penciptaan puisi adalah bagaimana kecermatan dan kelihaian mencari, memilih, dan menyusun kata indah. Abdul Wachid B.S. (2016) mengungkapkan bahwa cara tersebut adalah jalan spiritual dan jalan bahasa. Jalan spiritual menjadikan penyair didikte oleh suara ruh. 

Selanjutnya, ruh itu membutuhkan badan yang berbentuk bahasa. Proses kreatifnya digambarkan, "penyair seperti mabuk sehingga seringkali puisi secara makna telah utuh (jadi) kata-kata mengalir deras di luar perhitungan kesadaran yang coba dibangun oleh penyair." 

Dalam keadaan penciptaan puisi seperti ini, tujuannya adalah mengungkapkan makna sehingga menggunakan bahasa tidak ruwet penuh metafora. Pada strategi kedua, yaitu melalui jalan bahasa. Penulisan puisi menggunakan jalan bahasa merupakan upaya mewadahi respon intuisi, pikiran dan perasaan seorang terhadap realitas, baik hal itu realitas alam, realitas budaya, maupun realitas transendensi. Bagi Sapardi Djoko Damono, puisi bukan "apa", melainkan "bagaimana" puisi itu dituliskan. Penyair Kondang Chairil Anwar pun disiplin dalam perhitungan bahasa, "dengan cara menimbang, memilih, mengupas, dan kadang sama sekali membuang, baru mengumpulsatukan". Lebih ekstrem lagi.

Selain itu, momen puitik dalam puisi mesti dibangun dengan ide yang baru, namun juga tetap masuk akal sebagai keutuhan puisi sehingga belum pernah ada di penulis-penulis sebelumnya. Ide didapat dari pengalaman hidup penulis. Momen puitik bisa didapat dari kata, frasa, atau klausa yang terbersit di benak penulis. Jika demikian, maka catatlah dan buatlah kerangka puisi.

Perhatikan contoh puisi karya Adenar Dirham berikut ini:


Suluk Sikhem


Di kota suci ini

kutelan matahari 

kutebas lanun di kanan-kiri

kubelah bumi dengan hentak kaki.


Kutembus kilat meriam, 

Kamp pengungsi meraung-raung

memanggil kanak-kanak Sheikh Jarrah

menggema dari Yudea ke Laut Mati.


Aku mencarimu, Al-Aqsa

barangkali kau meringkuk di rahim Gerizim

atau bersedekap di jantung Betlehem,

atau tubuhmu kini menjelma tembaga?


Akan kuseduh air matamu, Al-Aqsa

sebelum kupeluk Yakub juga 

kucium kening Tell Balata

yang memistik suluk Sikhem.


(Yogyakarta, 31 Agustus 2024)


Pada puisi tersebut, penulis benar-benar menggunakan pemilihan kata yang imajinatif dan berbeda dengan penulis-penulis puisi sebelumnya sehingga menjadi suatu kebaruan dalam kreativitas kepenulisan puisi. Selain itu, puisi tersebut juga terkonsep ketika penulis membayangkan seolah-olah berada di medan peperangan yang penuh perjuangan. Meski tema peperangan terkadang sudah banyak, tetapi gaya penceritaan yang terkonsep tersebut belum pernah ada. Oleh karena itu, penulis puisi sebaiknya juga lebih mendalami pesan dalam puisi yang ditulisnya dengan membacanya berkali-kali, bahkan bertukar pendapat dengan sesama penulis.

#TeknikMenulisPuisi #CaraMenulisPuisi #CaraTulisPuisi #CaraBuatPuisi 



(Catatan: Artikel ini Ditulis oleh Adenar Dirham)

0 Response to "Teknik Menulis Puisi yang Baik dan Benar untuk Pemula"

Post a Comment